Galau? Ini dia Do'a Mengobati Galau

Istilah galau ini kalau tidak salah dikenal di tahun 2012-2014 an, saya sendiri kurang tau tepatnya kapan, tapi yang pasti adalah saat dimana setelah itu muncul para motivator-motivator beken sekelas Mario Teguh, Tere Liye, Ust. Felix Siau dll. mereka and the gengs berupaya memberantas para remaja-remaja galau. Mungkin sebenarnya perasaan seperti ini tuh sudah ada sejak nabi Adam turun ke bumi kali yah, tapi untuk penamaan istilah kata "galau" itu sendiri di kenal di zaman-zaman sekarang.

doa obat galau

Apa Sih Galau?

Kalau menurut KBBI seperti ini :
galau/ga·lau/ a, bergalau/ber·ga·lau/ a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);

kegalauan/ke·ga·lau·an/ n sifat (keadaan hal) galau

Belum sepenuhnya terdefinisikan sih sebenarnya (soalnya cari di wikipedia, yang nongol judul lagu Siti Nurhaliza judulnya Galau hihi) Intinya, kalau menurut saya galau itu adalah kondisi perasaan atau pikiran yang tidak enak. Perasaan yang tidak menentu. Rasanya ada yang kurang. Tidak Punya kepastian. Bingung harus bertindak apa.
Untuk ciri-ciri orang yang galau, saat ini bisa terlihat dari wajah yang murung, kurang semangat, sering berfikir atau melamun, pikiran stress, dll.
Ada yang lebih unik lagi adalah perasaan galau di kalangan remaja, karena memang rata-rata para remaja lah yang sering terjangkit perasaan galau, mungkin disebabkan karna faktor perkembangan psikologi, tahap menemukan jati diri, atau bahkan karena faktor sosialisasi.
Galau pada kalangan remaja dapat dengan mudah dideteksi, ketika para remaja sedang galau, biasanya dapat terlihat dari status-statusnya di media sosial, sering bikin puisi di medsos, cari perhatian dengan cara berulah agar ditanggapi orang lain, pembawaannya cemberut, dll. 
Hampir setiap orang pernah mengalami galau, tidak terkecuali para santri penghafal Al Qur'an. Kok bisa yah orang yang Hafidz Qur'an galau?. Tentu bisa, karena mereka juga sama-sama manusia, sama-sama memiliki perasaan.
Tahukah kamu? Galau itu akibat dari lupa kepada Allah SWT, enggan berhusnudzon dan seringnya melakukan dosa-dosa kecil ataupun dosa-dosa besar

Biasanya, galau akan menyerang para santri ketika mereka mulai bingung menentukan nasib mondoknya yang tidak ada peningkatan, jarang setoran, jarang nderes Al Qur'an, umur udah tua tapi hafalan belum selesai, kebelet nikah tapi Qur'an belum beres, pengen mandiri, terlalu banyak dapet masukan dari orang lain dll bahkan ada juga santri yang galau karena pendidikannya contohnya seperti milih kuliah atau mondok? padahal dua-duanya sama-sama mencari ilmu loh, kok masih galau gitu loh :)
Tapi tenang saja, ternyata Nabi kita sudah lebih dulu memberikan antisipasi dan penawar agar umatnya tidak terhinggapi perasaan galau. Subhanallah...

Do'a Mengobati Perasaan Galau

Berikut ini penawar yang diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat galau datang, kesedihan hinggap, perasaan tak menentu menyerang. Bahkan Beliau pun menegaskannya manfaatnya sebagaimana yang dikabarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (kegundahan)-nya serta menggantikannya dengan kegembiraan."

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي


Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku."

Doa di atas didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Mas'ud radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan (galau) dan kesedihan lalu berdoa (dengan doa di atas) . . . melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (keundahan)-nya serta menggantikannya dengan kegembiraan. 
Ibnu Mas'ud berkata, "Ada yang bertanya, 'Ya Rasulallah, bolehkah kita mempelajarinya?' Beliau menjawab, 'Ya, sudah sepatutnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya'." (HR. Ahmad dalam Musnadnya I/391, 452, Al-Hakim dalam Mustadraknya I/509, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya VII/47, Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2372, Al-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir no. 10198 –dari Maktabah Syamilah-. Hadits ini telah dishahihkan oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim, keduanya banyak menyebutkannya dalam kitab-kitab mereka. Juga dihasankan oleh Al-Hafidz dalam Takhriij Al-Adzkaar dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Kalim al Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Shahihah no. 199.)
Bentuk lafadz doa di atas untuk mudzakar (laki-laki), Ana 'Abduka (aku hamba laki-laki-Mu), Ibnu 'Abdika Wabnu Amatik (anak laki-laki dari hamba-laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba perempuan-Mu). Kalau yang berdoa adalah laki-laki tentunya lafadz tersebut tepat dan tidak menjadi persoalan. Namun, bila yang berdoa seorang muslimah, maka lebih afdhol mengganti lafadz di atas dengan bentuk mu'annats (untuk perempuan), yaitu dengan Allaahumma Inni Amatuk, Ibnatu 'Abdika, Ibnatu Amatik (Ya Allah aku adalah hamba wanita-Mu, anak perempuan dari hamba laki-laki-Mu dan anak perempuan dari hamba perempuan-Mu).
Syaikh Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah pernah juga ditanya tentang cara berdoanya seorang wanita dengan doa tersebut. Apakah wanita itu tetap mengucapkan, "wa ana 'abduka wabnu 'abdika" (dan saya adalah hamba laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba laki-laki-Mu) ataukah harus mengganti dengan, "Wa ana amatuk, ibnu 'andika atau bintu 'abdika"?
Beliau rahimahullah menjawab, "Persoalan ini luas Insya Allah, Persoalan dalam masalah ini luas. Apabila wanita itu berdoa sesuai dengan hadits, tidak apa-apa. Dan jika berdoa dengan bentuk yang ma'ruf bagi wanita, Allahumma innii amatuk, wabnutu 'abdika, juga tidak apa-apa, semuanya baik."
Jadi Silahkan pilih yang mana saja terserah, yang penting diusahakan do'a ini di amalkan dalam setiap setelah sholat ataupun waktu-waktu mustajab lainnya. Juga tidak lupa menghaturkan sholawat atas Nabi Muhammad.

Post a Comment

3 Comments

  1. enak sekali gan blognyaa ademm. banyak ilmunyaa lagi suksess selalu gan nanti mampir lagi blum beres bacanyaa baru beberapa artikel.. :D

    ReplyDelete
  2. Makasih, bermanfaat banget. Daripada galau update status mending baca doa

    ReplyDelete

#Berkomentarlah dengan Sopan
#Bila link download error, jangan Sungkan Berkomentar