Nasehat Untuk Hafidz dan Hafidzah, dari Ayah yang Tak Bisa Menghafal Semuanya

Teruntuk jiwa yang aku sayangi karena Allah
Di
Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan kalimah hamdalah kutuliskan surat ini untukmu sebagai tanda rasa syukur atas karunia Al Qur’an yang telah allah anugerahkan kepada hamba-hamba yang terpilih, untuk di amalkan isi kandungannya.
Bagaimana kabarmu nak? Semoga allah senantiasa melimpahkan nur Al Qur’an kepadamu agar kamu menjadi anak yang padamu terhimpun akhlaqul karimah, yang menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidupmu dalam mengarungi samudera dunia yang menipu. Semoga Allah merahmatimu.
Nak..
Al Qur’an itu qodim, kalam yang tersusun rapih dan terperinci yang Allah turunkan kepada manusia yang amat mulia yaitu Nabi kita Muhammad SAW. Sudah sepatutnya bagi kita sebagai ummatnya untuk mempelajari dan mengamalkannya. Selain itu merupakan Fardhu kifayah bagi ummat muslim dalam satu Qoryah memiliki seorang hafidz qur’an.
nasehat untuk hafidz

Nak..
Kalam ilahi adalah simpanan yang allah percayakan dalam dadamu, dan allah memudahkan langkah yang telah menjadi pilihanmu, dan ini adalah kemuliaan yang engkau raih dimana pada hakikatnya adalah tanggungjawab yang dibebankan pada pundakmu, amanat yang wajib atasmu menunaikannya. Maka selayaknya muliakanlah Al Qur’an dalam dadamu dan jagalah dirimu dari penghambaan terhadap dunia. Juga wajib bagimu untuk meladzimi perilaku tawadhu, tenang serta berwibawa, hati-hati dari sifat takabbur tatkala engkau mendengarkan pujian manusia atasmu. Maka ketahuilah bahwasanya riya dapat meluluh-lantahkan amal salehmu. Bersemangatlah dalam melaksanakan kebaikan serta jauhilah berbagai macam bentuk maksiat maupun syubhat.
Berkata Abdullah bin Mas’ud : “Adalah selayaknya bagi para penghafal Al Qur’an terbedakan saat malamnya ketika manusia terlelap, tatkala siangnya ketika manusia berbuka, tatkala sedihnya ketika manusia bergembira, tatkala menangisnya ketika manusia tertawa, tatkala diamnya ketika manusia banyak bicara dan dengan kekhusyuannya ketika manusia lalai”.
Berkata Fudha’il bin “iyadh rahimahullah : “Pembawa (penghafal Al Qur’an) panji islam tidak selayaknya dia bergurau bersama orang-orang yang bergurau, tidak lupa bersama orang-orang yang lupa serta tidak banyak bicara bersama orang-orang yang banyak bicara sebagai pemuliaan terhadap pemuliaan Al Qur’an”.
Nak..
• Bukanlah cita-citamu hanya “kapan aku mengkhatamkan surat ini?” Tapi, kapan aku merasa cukup hanya dengan allah, bukan selainNya.
• Kapan aku menjadi orang yang bertakwa?
• Kapan aku menjadi orang yang berbuat ikhlas?
• Kapan aku menjadi orang yang bertawakkal?
• Kapan aku khusyu dalam ibadah?
• Kapan aku bertaubat dari dosa-dosa?
• Kapan aku bersyukur atas segala nikmat?
• Kapan aku faham apa yang aku baca?
• Kapan aku malu kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya?
• Kapan aku mengoreksi diri?
• Kapan aku membekali diri untuk kehidupan setelah mati di akhirat nanti?
Nak..
Menjadi hafidz Qur’an bukanlah sekedar menghafal teks dengan rancangan waktu yang kita tentukan, butuh kesabaran dalam menghafalnya, keistiqomahan dalam mengulangnya, dan keikhlasan dalam mengamalkannya. Yang terhebat dari mereka bukanlah yang cepat dan pintar dalam menghafalnya, melainkan mereka yang ikhlas, sabar serta istiqomah dalam mengulang dan mengamalkannya. Tidak penting seberapa lama kamu menghafal, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengamalkan tiap-tiap ayat yang sudah di hafal.
Ketahuilah bahwa dalam menghafal Al Qur’an itu ada 3 bagian waktu : “waktu menambah hafalan baru”, “waktu mengulang hafalan”, dan “waktu melancarkan hafalan baru untuk di jadikan bahan pengulangan”, amalkanlah hal ini, karena dengannya teraturlah hafalanmu. Gunakanlah “waktu untuk hafalan barumu” dan “hafalan baru yang untuk kamu lancarkan” di waktu antara fajar shodiq sampai waktu maghrib, dan hafalan nderes di waktu selain itu. Waktu 1/3 malam adalah lebih utama bagimu karena disitu terdapat ketenangan hati dan terbukanya ingatan. Tapi jika kamu merasa lemah dalam mengingat, pakailah cara yang sebaliknya, dengan syarat usahakan selalu istiqomah menambah hafalan baru, karena pada cara ini akan lebih banyak khouf daripada roja’.
Nak..
Terapkanlah sikap kehati-hatian dan perlahan-lahan dalam menghafal pada segi tekstual dan bacaan, penuhilah hak-hak khuruf dan tajwidnya. karena salah mengucapkan satu khuruf atau salah tanda baca saja berakibat berubahnya arti/makna ayat yang dibaca. Berikut ayah jelaskan :

  • Bedakan secara jelas khuruf "ق" dengan khuruf "ك" karena pada kedua khuruf tersebut mempunyai shifat khuruf yang berbeda.
  • Pada hukum alif lam qomariyyah perhatikanlah tak ada pantulan padanya. Contoh: الحمد dibaca “alhamdu” hendaklah jangan dibaca “aleuhamdu”. Hilangkan pantulannya. Perhatikanlah hal ini.
  • Seperti apa yang guru-guru ayah ajarkan pada khuruf "ت", memiliki shifat hams kuat jika khuruf tersebut mati dan diakhir kalimah. Tetapi shifat hams lemah jika khuruf tersebut adalah khuruf hidup. Dan shifat hams lemah pada kalimat "قتل" yang di waqofkan.
  • Perhatikanlah pada hukum Mad aridh lil sukun, janganlah kau samakan harokat panjangnya dengan Mad tobi’i (mad ashli) atau bahkan kurang dari itu. Serta pada pengucapannya pada mad aridh lil sukun yang sebelumnya berharokat kashroh ( ِ ) , hendaklah tidak dibaca dengan huruf “e”. contoh: "عالمىن" dibaca “’aalamiin” bukan “’aalamein” atau “’aalamein” dan “’aalameen”.
  • Perhatikanlah panjang harokat pada Mad wajib muttasil yang di waqof.
  • Perhatikan dan bedakanlah khuruf "آ" dan "ع" karena padanya berbeda pula tempat makhorijul khurufnya.
  • Perhatikan dan bedakanlah khuruf "ر" tarqiq dan "ر" tafhim.
  • Perhatikanlah khuruf "ظ" berharokat dhomah dan bedakan dengan khuruf "ذ" berharokat dhomah karena padanya berbeda.
Nak..
Ketika dirimu masih merasa bodoh tentang ilmu allah, tutuplah matamu dan telingamu terhadap orang yang berkata ”mentadabburi, mendalami dan memahami Al Qur’an adalah bukanlah pekerjaan yang sulit. Lalu, kenapa kita menutup pintu akal pikiran kita dan menggantungkan semua pemahamannya kepada kitab-kitab tafsir”. Ketahuilah nak, butuh pemahaman keilmuan tentang nahwu, shorof, fiqih dan semisalnya — yang luas dalam mendalami Al Qur’an. karena dalam Al Qur’an banyak terdapat ayat-ayat al-wa’d wal wa’iid, at targhib wat tarhiib dan semisalnya. Redaksi hadist-hadist yang rasul sampaikan dan pemikiran ulama salafus solih telah menyediakan semuanya dalam karangan-karangan kitabnya yang dapat dijadikan rujukan dan telah dipercaya keabsahan penjelasannya. Kita sebagai muslim yang awam akan ilmu allah hanya tinggal mencicipinya dan mengamalkannya. Maka dari itu pelajarilah ilmu-ilmu lain setelah khatam hafalanmu. Seperti halnya, ilmu nahwu-shorof, balagoh, mantiq, fiqih, tasawwuf dll dari guru yang wara’, zuhud, dan ahli ibadah.
Nak..
Dunia fakultas dan perguruan tinggi yang pemerintah dirikan bukanlah tempat mencari ilmu kebenaran yang dapat diamalkan, disana kamu hanya akan belajar bagaimana menjadi murid yang tidak beradab, yang kritis tapi terhadap hal bodoh, yang memperbanyak ilmu tetapi menyedikitkan amal, yang mempertanyakan perihal “mengapa” dalam kaidah ushul.
Dalam proses menghafal, kamu patut memahami dan memahami kadungan tiap ayat, hizb bahkan surah. Sedangkan kunci memahami itu ada sepuluh menurut apa yang di katakan Dr. Khalid Abdul Karim Al-Laahim dalam buku “mafaatihu tadabbur al-qur’an wa an-najakh fii al-hayah”, yaitu:
1. قلب “Hati” ; artinya bahwa hati adalah alat untuk memahami al-qur’an. Sedangkan hati berada di tangan Allah SWT yang di bolak-balikan sesuai kehendakNya. Maka berdo’alah padanya untuk selalu di bukakan hatimu guna memahami Al-qur’an sehingga kamu dapat memahaminya.
2. اهميّه “tujuan” ; yakni selalu menghadirkan apa tujuan membaca al-qur’an? yaitu kenapa kamu membaca al-qur’an? ingatlah hal ini, tujuanmu membaca al-qur’an adalah agar kamu senantiasa selalu dapat membacanya. ingin hidup, beribadah, berakhlak dengan al-qur’an. selebihnya agar kamu mendapatkan pahala, derajat dan keberkahan al-qur’an.
3. ليل “malam” ; hendaklah mengulang al-qur’an di waktu malam dan pada saat solat malam, karena pada waktu tsb malaikat turun ke bumi.
4. اشبوع “satu pekan” ; hendaklah mengkhatamkan Al-qur’an dalam setiap pekan.
5. حفظا “hafal” ; hendaklah berusaha menghafal di luar kepala, dengan catatan pernah di sima’. Sehingga mendapatkan pemusatan yang sempurna dan kesan yang mendalam ketika membacanya.
6. “mengulang-ngulang” ; yaitu bermuroja’ah atau nderes. Karna bagi para penghafal, sudah menjadi kewajiban baginya untuk mengulang hafalan. Ingatlah nak, nderes itu sejatinya bukan hanya bertujuan memantapkan hafalan. Tetapi juga agar kamu senantiasa selalu membacanya pada tiap waktu. Alangkah benarnya apa yang di ucapkan oleh guru ayah, KH Hasan Bashri “ngaji itu sampai mati” karena sampai mati, kita harus terus membaca dan mempelajarinya.
7. ربط “mengaitkan” ; yakni mengaitkan ayat-ayat Al-qur’an dengan realita kehidupan, pengetahuan dan sejarah yang kamu ketahui.
8. ترتيل “tartil” ; pengertian tartil adalah membacanya dengan jelas, memberikan hak-hak huruf, menerapkan hukum tajwid dan menempatan waqof dengan benar serta merenungi isi kandungan.
9. جهر “keras” ; yaitu keras dalam membacanya untuk menambah kekuatan konsentrasi sehingga memperoleh dua sisi, yakni bentuk dan suara.
Berikut ayah terangkan dengan cara bagaimana saja Al Qur’an yang telah kamu hafal di amalkan :
• Aturlah waktumu menjadi 3 bagian seperti yang telah di sampaikan oleh imam kita, imam syafi’i. 8 jam untuk istirahatmu bersama kebutuhan jasadiyyah, 8 jam untuk ibadah dan qur’anmu (ibadahmu 4 jam dan qur’anmu 4 jam), dan 8 jam untuk berikhtiar mencukupi dirimu, keluargamu dan orang sekitarmu.
• Baca hafalanmu pada tiap raka’at sholat solat fardhu, 1 halaman setiap raka’at secara kontinyu dan istiqomah. Jika hafalan 30 juz mu sudah pernah di sima’ keseluruhan secara wisuda, maka beralihlah patokan hafalanmu pada setiap maqro’ lalu gunakanlah setiap maqro itu pada setiap raka’at solat fardhu mu. 1 maqro pada setiap 2 rakaat.
• Walaupun hafalan mu tak diragukan lagi kelancarannya, cobalah untuk bertawadhu. Ikutilah acara-acara sima’an, mukhodaman, mujahadah, tahlilan yang di adakan di kampung dan pesantren daerah sekitarmu. Karena selain menjadi sarana penguat hafalan, juga sebagai pengikat tali silaturahmi dirimu dan sesama muslim yang mengenalmu.
• Milikilah olehmu anak didik, walaupun hanya seorang saja ajarilah ia dengan keihlasan dan kesabaran dan mulailah hal ini terhadap orang yang paling dekat di lingkungan keluargamu.
• Amalkanlah selalu berjama’ah di mesjid terdekat.
• Komitmen untuk nderes (mengulang hafalan) dalam sehari minimal 1 juz tartil atau 2 juz hadr (baca cepat). Rinciannya sebagai berikut : dalam 1 bulan ada 4 minggu. 3 minggu kau gunakan tartil, dan 1 minggu kau gunakan hadr. Insya allah cara ini sangat bagus untuk menjaga hafalan lancar dan terbayang.
• Hiduplah untuk memberi sebanyak banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak banyaknya. Mulailah walaupun hanya dengan senyuman.
• Jagalah kerongkonganmu dari perkataan buruk, makanan syubhat, ikan basah, susu sapi, dan rokok.
• Biasakanlah berpuasa senin dan kamis, karena itu adalah sunnah rasul.
• Amalkanlah apa yang ayah ucapkan. Karena ini demi keselamatan dirimu dan apa yang ada di kepalamu.
Iso rumongso, ojo rumongso iso. Dirimu adalah orang yang membutuhkan ilmu, dan hanya santri lah orang tersebut, maka merasalah bahwa dirimu hanyalah santri, karena dengan begitu kesalahanmu dapat terampuni. Tak ada yang patut dimaklumi di dunia ini selain orang yang sedang belajar.
Berikut ayah sampaikan kata-kata hikmah dari para guru silsilah qur’an ayah yang terjamin kematangan al-qur’annya.
1. KH Hasan Bashri bin H Muhammad Thohir, PPTQ Miftahul Falah Dampit Ciomas
• “Ngaji mah nepi ka pa’eh
• “lamun leumpang, tingali indung suku na
• “ngaji mah kawajiban
• “ngaji mah kudu sabar, istiqomah
• “lamun keur ngaji kudu tegak tonggongna, beh teu bongkok
2. KH Farhan Utsman Bin sayyid Utsman, PP Rhoudhotul Qur’an Padurenan Cigombong
• “belajar tidak hanya di majlis saja, belajarlah pada dunia sekitar, belajarlah pada pohon belimbing”
• “ikhlas itu hadir kalo kita sudah terbiasa di paksa”
• “yang penting lancarnya, bukan cepet khatamnya”
• “kalo tidak di siapin, ya mana mungkin siap”
• “ngaji le”
3. Kyai Nur Ahmad, Cikalongkulon Cianjur
• “ngafalkeun qur’an mah kudu taliti, Makhorijul Khurufna, hukum tajwidna, panjang harokat na, karena lamun geus di hafal hese di benerkeunna
• “nu ngafal Qur’an mah bakal di taekeun derajatna sesuai kualitas jeung kuantitas hafalanna
• “penyakit hate was-was, timbul karena allah naekeun derajat eta jelema, tapi elmu na can mumpuni
• “hafidz qur’an mah, qur’an na hiji sa umur hirup
Demikian pesan ayah untukmu semoga kamu selalu ada dalam keistiqomahan dan kesabaran dalam mengarungi lautan ilmu.

Wassalam..

Post a Comment

0 Comments